Rabu, 28 Maret 2012

Sepatu Pengusir Roh Jahat


Ternyata orang Australia punya kepercayaan aneh untuk menolak roh-roh jahat. Ya, mereka menggunakan sepatu untuk tujuan itu. Tapi, bagaimana caranya?

Penduduk Australia di masa lalu suka menyembunyikan sepatu di berbagai sudut rumah yang tersembunyi, seperti loteng dan tempat lainnya. Kebiasaan ini ditemukan oleh sejarawan Australia, Doktor Ian Evans yang melakukan penelitian selama enam tahun.


Di sebuah pedesaan terpencil di Tasmania, Evans bertemu Alan Cooper, sang pemilik rumah kuno, yang menemukan puluhan sepatu kuno dan benda-benda lain di loteng rumah tersebut.

Sang Doktor tidak hanya menemukan puluhan pasang sepatu, tapi juga tulang-belulang kucing, boneka, pakaian tertentu, dan lainnya. Meskipun ternyata paling banyak menemukan sepatu.

Seperti dikutip dari BBC, Doktor Evans mengatakan, "Ini semua merupakan bagian dari praktek kuno untuk menangkal roh jahat atau penyihir. Dengan menempatkan benda-benda itu di bagian bangunan tertentu, diharapkan dapat menangkal bahaya yang mungkin mengintai."

Salah-satu temuan paling spektakuler dan tak terduga adalah ditemukannya sepatu anak-anak di dalam tempat tersembunyi di bangunan Harbour Bridge di Sydney, Australia.


Di beberapa tiang jembatan itu, tidak jauh dari Gedung Opera, para pekerja yang tengah menggali sebuah terowongan, menemukan sepatu anak berusia tua.

Dari analisa terhadap fisik sepatu tersebut, kemungkinan besar sepatu itu dipakai sekitar 1920, ketika jembatan tersebut sedang dibangun.

Bagaimana bisa ada di tempat tersebut? "itu disembunyikan oleh para kuli bangunan atau tukang batu untuk melindungi mereka dari kekuatan jahat," demikian hipotesa Dokter Evans.


Dari berbagai temuan benda-benda itu, Evans menyederhanakan temuannya dengan memformulasikan pada empat hal:

• Inggris: praktek menyembunyikan benda-benda dalam bangunan untuk mengusir roh jahat tersebar luas di Inggris sejak abad ke-17, dan para imigran di Australia melanjutkan kebiasaan tersebut.

• Rasa takut: para imigran takut kehilangan anak-anak mereka sakit, yang diyakini terkait dengan keberadaan roh jahat. Dihadapkan keterbatasan prasarana kesehatan, para imigran akhirnya 'lari' ke praktek tahayul.

• Kaum belia: sebagian besar benda yang ditemukan adalah sepatu anak-anak, atau pakaian. Alasannya: kekuatan dan kepolosan kaum muda akan cukup kuat untuk mengalahkan roh kejahatan.

• Kebodohan: para imigran percaya pada Tuhan dan pergi ke gereja, namun sebagian besar berpendidikan rendah dan lebih tertarik tahayul.


Percaya pada Tuhan tapi masih tertarik tahayul? Aduh, jadi ingat fenomena berbondong-bondongnya orang mendatangi Ponari si "penyembuh dengan batu" yang sempat heboh di negeri ini beberapa tahun lalu.

Tidak ada komentar: